Shalat Istisqo adalah shalat meminta hujan karena tidak ada air. Kaefiyahnya: sebelum pelaksanaan shalat Istisqo disunatkan Imam (orang yang mengerti agama ) menyuruh kaumnya untuk bertaubat, bertaqwa bersedekah dan menjauhi kemaksiatan kemudian puasa terlebih dahulu 3 hari sebelum hari pelaksanaannya, kemudian pada hari keempatnya bersama-sama keluar dari mulai anak kecil, orang tua, kakek-kakek dan nenek-nenek juga binatang ternak di bawa ke lapangan, juga dalam melaksanakan shalatnya semestinya dengan memakai pakaian yang jelek tapi bersih dengan tidak memakai wangi-wangian dan dengan cara tawadlu karena memperlihatkan akan kehinaan dan sangat butuhnya pertolongan Allah. Juga disunatkan memakai selendang kemudian imam membaca niat :
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ(إمامًا\مَاْمُوْمًا ) مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَألَى اللهُ اكبر
“ Aku niat shalat sunat Istisqo dua raka’at Imaman/ma’muman sambil menghadap kiblat karena Allah Ta’ala Allahu Akbar “.
Setelah membaca ta’awudz dan do’a iftitah kemudian takbir tujuh kali dan pada raka’at kedua takbir lima kali seperti halnya shalat ‘Ied, setelah selesai shalat kemudian membaca khutbah seperti halnya khutbah ‘Ied hanya saja takbir dalam shalat ‘Ied diganti dengan istigfar yaitu pada khutbah pertama 9 kali dan khutbah kedua 7 kali. Dan pada awal khutbah kedua imam dan jama’ah menghadap kiblat dengan memutarkan selendang bagian bawah jadi di atas dan bagian atas jadi di bawah juga bagian kiri jadi di kanan dan bagian kanan menjadi di kiri, karena ada hadits Rasulullah saw..
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ ” خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسْتَسْقِى وَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ بِلاَ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ ثُمَّ خَطَبَنَا وَدَعَا اللهَ وَحَوَّلَ وَجْهَهُ نَحْوَ الْقِبْلَةِ رَافِعَا يَدَيْهِ ثُمَّ قَلَّبَ رِدَاءَهُ فَجَعَلَ اْلأَيْمَنَ عَلَى اْلأَيْسَرِ وَاْلأَيْسَرَ عَلَى اْلأَيْمَنِ
“ Dari Abu Hurairah ra. Nabi Saw. yullah Saw keluar untuk shalat istisqo dan beliau melaksanakan shalat bersama kami dua raka’at dengan tidak memakai adzan dan Iqomat, kemudian beliau berkhutbah untuk kami dan berdo’a kepada Allah kemudian beliau memalingkan mukanya ke kiblat sambil mengangkat tangan dan membalikan selendang yang sebelah kanan ke sebelah kiri dan sebelah kiri kesebelah kanan “.
kemudian membaca do’a yaitu :
اَللهُمَّ اَنْتَ اَمَرْتَنَا بِدُعَائِكَ وَوَعَدْتَنَا بِاِجَابَتِكَ فَقَدْ دَعَوْنَاكَ كَمَا اَمَرْتَنَا فَاَجِبْنَا كَمَا وَعَدْتَنَا
kemudian khatib memperbanyak istighfar dan membaca :
اِسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
Kemudian membaca do’a istisqo’ yang telah dilakukan oleh Rasul :
اَللهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا اَللهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا هَنِيْئًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا سَحًّا عَامًّا غَدَقًا طَبَقًا مُجَلَّلاً دَائِمًا اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْهَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ اَللهُمَّ بِالْعِبَادِ وَالْبَلاَدِ مِنَ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ والضَّنْكِ مَالاَنَشْكُوْا اِلاَّ اِلَيْكَ اَللهُمَّ اَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَاَذِرْ لَنَا الضَّرْعَ وَاَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ وَاَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلاَرْضِ وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاءِ مَالاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ اَللهُمَّ اِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ اِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَاَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
0 comments:
Post a Comment